Minggu, 15 Maret 2015

Penalaran, Proposisi, dan silogisme

Nama Kelompok :
Aliffya Irlandha (10212643)
Dhona Maryani  (12212008)

Kelas : 3EA17


Tugas 1
 Jelaskan definisi penalaran dan sebutkan jenis serta penjelasannya !
Jelaskan definisi proposisi dan berikan contohnya !
Jelaskan definisi silogisme, sebutkan jenis silogisme dan jelaskan beserta contoh !

Jawab :

Penalaran mempunyai beberapa pengertian :
Penalaran merupakan proses berpikir logis, sistematis, terorganisasi dalam urutan yang saling berhubungan sampai dengan simpulan.
Penalaran menghubung-hubungkan fakta atau data sampai dengan suatu simpulan.
Penalaran merupakan proses menganalisis suatu topik sehingga menghasilkan suatu simpulan atau pengertian baru.
Dalam karangan terdiri dari dua variabel atau lebih, penalaran dapat diartikan mengkaji, membahas, atau menganalisis dengan menghubung-hubungkan variabel yang dikaji sampai menghasilkan suatu derajat hubungan dan simpulan.
Pembahasan suatu masalah sampai menghasilkan suatu simpulan yang berupa pengetahuan atau pengertian baru.

Dari beberapa definisi, dapat ditarik bahwa penalaran adalah suatu proses berpikir manusia untuk menghubung-hubungkan data atau fakta yang ada sehingga sampai pada suatu simpulan. Data atau fakta yang akan dinalar itu boleh benar dan boleh tidak benar. Data yang dapat dipergunakan dalam penalaran untuk mencapai suatu simpulan ini harus berbentuk kalimat pernyataan. Kalimat pernyataan yang dapat dipergunakan sebagai data itu disebut proposisi.

Jenis-jenis penalaran :

Deduktif
Berpikir deduktif bertolak dari suatu pernyataan umum menuju ke hal-hal yang bersifat khusus.

Silogisme

Silogisme dimulai dengan mengemukakan pernyataan umum (premis umum/premis mayor, diikuti pernyataan khusus (premis khusus/premis minor), lalu menarik kesimpulan terhadap hal yang khusus.

Contoh :
Binatang yang menyusui berkembang biak dengan cara melahirkan anak (premis umum). Ikan paus adalah binatang yang menyusui anaknya (premis khusus). Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa ikan paus juga berkemabng biak dengan cara melahirkan anak. (simpulan)


Akibat      sebab-sebab

Cara berpikir ini bertolak dari suatu akibat, lalu kita telusuri sebab-sebabnya.

Contoh :
Di mana-mana banjir. Bagaimana tidak, hutan ditebangi. Bantaran sungai dibangun rumah. Selain itu, banyak sampah menutupi saluran air.

Sebab       akibat-akibat

Cara berpikir ini bertolak dari suatu sebab, lalu kita telusuri kemungkinan akibat-akibatnya.

Contoh :
Suku bunga Bank Sentral AS naik dari 4,5% menjadi 5%. Dolar yang beredar di pasar akan banyak terserap ke bank oleh kebikajan ini. Nilai dolar AS terhadap mata uang asing lainnya dipastikan akan naik. Rupiah tentunya akan mengalami tekanan.

Induktif
Berpikir induktif dimulai dengan mengemukakan peristiwa-peristiwa khusus menuju kepada kesimpulan umum.

Generalisasi
Penyajian fakta-fakta/gejala-gejala/kejadian-kejadian yang bersifat khusus untuk mengambil kesimpulan umum.

Contoh :
Besi adalah jenis logam, jika dipanaskan memuai. Baja adalah jenis logam, jika dipanaskan memuai. Tembaga adalah jenis logam, jika dipanaskan memuai. Kesimpulan : semua jenis logam jika dipanaskan memuai.

Tiba-tiba terjadi gempa hebat. Lalu air laut surut hingga beberapa ratus meter dalam beberapa menit. Bau garam terasa menyengat. Awas, tsunami!

Sebab-sebab      akibat

Penyajian sejumlah sebab menuju simpulan yang beruap akibat.


Contoh :
Produksi nasional meningkat dan menggembirakan selama pelita I dan II. Pertanian, perdagangan, industri, dan komunikasi dapat direhabilitasi dan dikendalikan. Ekspor kayu dan minyak mendatangakn milyaran dolar AS. Posisi ekonomi Indonesia makin kuat. Oleh karena itu wajarlah kalau Indonesia berani menerima pinjaman luar negeri dengan syarat yang kurang lunak untuk membiayai pembangunan.


Akibat-akibat      sebab

Penyajian sejumlah akibat menuju simpulan yang berupa sebab.

Contoh :
Kemarin Amir tidak masuk sekolah. Hari ini pun tidak. Tadi pagi ayahnya pergi ke apotek membeli obat. Kemungkinan besar Amir sakit.

Sebuah truk masuk jurang setalah sebelumnya menabrak tiang listrik hingga roboh. Kecelakaan yang terjadi pada malam hari itu membuat aliran listrik putus. Truk bermuatan pasir itu ringsek dan tiga penumpangnya luka parah. Kecelakaan tunggal itu terjadi karena remnya blong.

Sebab-akibat berantai

Sebab menimbulkan akibat, akibat ini menimbulkan akibat selanjutnya, demikian seterusnya.

Contoh :
Harga BBM dinaikkan karena pemerintah ingin mengurangi subsidinya, dengan harapan ekonomi Indonesia makin wajar. Karena harga BBM naik, tentu biaya angkutan pun naik. Jika biaya angkutan naik pasti harga barang pun naik pula. Naiknya harga barang terasa berat bagi rakyat berpenghasilan rendah. Oleh karena itu kenaikan harga barang harus diimbangi dengan upaya untjuk menaikkan pendapatan rakyat.

Analogi

Pengambilan kesimpulan dengan asumsi bahwa jika dua hal memiliki beberapa kesamaan, maka dalam aspek lain pun memiliki kesamaan.

Contoh :
Alam semesta berjalan dengan sangat teratur seperti halnya mesin. Matahari, bumi, bulan, dan bintang yang berjuta-juta  beredar dengan teratur seperti teraturnya roda mesin yang rumit berputar. Semua bergerak mengikuti irama tertentu. Mesin rumit itu ada penciptanya, yaitu manusia yang pandai, teliti, dan bijaksana. Alam yang maha besar dan beredar rapi sepanjang masa ini tentu juga ada penciptanya, yakni Yang Mahapandai, Mahateliti, dan Mahabijaksana.

Campuran (Deduktif-Induktif)

Pola ini bertolak dari suatu pernyataanumum, diikuti penjelasan (alasan, bukti, contoh, data/fakta) yang bersifat khusus, lalu kembali merumuskan simpulan umum sebagai penegasan.

Contoh :

Bagi manusia bahasa merupakan alat komunikasi yang sungguh penting. Dengan bahasa manusia dapat menyampaikan isi hati kepada sesamanya. Dengan bahasa itu pula manusia mewarisi dan mewariskan, menerima dan memberikan pengetahuan dan pengalaman kepada sesamanya. Bahkan dengan bahasa pula manusia dapat mengekspresikan jiwa seninya. Dengan demikian jelaslah bahwa bahasa merupakan sarana komunikasi yang sangat penting dalam kehidupan manusia.


Dalam proses penalaran, kita menghubungkan fakta-fakta. Hubungan itu diungkapkan dalam bentuk kalimat-kalimat pernyataan/kalimat berita. Kalimat yang berisi pernyataan tentang hubungan fakta-fakta itu disebut proposisi. Pernyataan dapat benar dan salah, jadi proposisi dapat dibatasi sebagai kalimat yang mengandung pernyataan tentang hubungan fakta-fakta yang dapat dinilai benar dan salah. Dalam berpikir proposisi, yaitu merupakan unit terkecil dari pemikiran yang mengandung maksud sempurna.

Perhatikan sifat dapat dinilai benar atau salah, itu berarti bahwa proposisi selalu merupakan kalimat pernyataan/berita; sebab kalimat tanya, kalimat perintah, kalimat harapan tidak dapat dinilai benar atau salah.

Proposisi adalah pernyataan tentang hubungan yang terdapat di antara subjek dan predikat. Dengan kata lain, proposisi adalah pernyataan yang lengkap dalam bentuk subjek-predikat atau term-term yang membentuk kalimat.

Contoh :
Bahasa adalah sarana penalaran.
Sifat kuantitatif matematika meningkatkan daya prediksi ilmu.
Ayam adalah burung.
Indonesia menjadi negara makmur.
Kamu berdiri di pinggir pantai.

Dalam penalaran, proposisi disebut juga premis. Jika dibandingkan dengan sebuah bangunan, premis itu adalah batu, pasir, dan semen sedangkan penalaran adalah arsitekturnya. Dengan menggunakan batu, pasir, semen serta arsitektur yang baikakan menghasilkan bangunan yang baik pula. Demikian juga dalam penalaran; dengan menggunakan premis dan penalaran yang baik akan menghasilkan kesimpulan yang benar.



Jenis-jenis proposisi :

Proposisi empirik yaitu proposisi berdasarkan fakta. Misalnya : Anak cerdas dapat memanfaatkan potensinya.
Proposisi mutlak yaitu pembenaran yang tidak memerlukan pengujian untuk menyatakan benar atau salahnya. Misalnya : Gadis yaitu wanita muda yang belum pernah menikah.
Proposisi hipotetik yaitu persyaratan hubungan subjek dan predikat yang harus dipenuhi.Misalnya : Jika dijemput, X akan ke rumah Y.
Proposisi kategoris yaitu tidak adanya persyaratan hubungan subjek dan predikat. Misalnya : X akan menikahi Y.
Proposisi positif universal yaitu pernyataan positif yang mempunyai kebenaran mutlak. Misalnya : Semua hewan akan mati.
Proposisi positif parsial yaitu pernyataan bahwa sebagian unsur pernyataan tersebut bersifat positif. Misalnya : Sebagian orang ingin hidup kaya.
Proposisi negatif universal, kebalikan dari proposisi positif universal. Misalnya : Tidak ada gajah yang tidak berbelalai.
Proposisi negatif parsial, kebalikan dari proposisi positif parsial. Misalnya : Sebagian orang hidup menderita.

Silogisme adalah cara berpikir formal, yang jarang terjadi dalam kehidupan sehari-hari, kita menemukan polanya saja, misalnya ia dihukum karena melanggar peraturan X, sebenarnya dapat dibentuk secara formal atau silogisme, yaitu
Semua yang melanggar peraturan X akan dihukum.
Ia melanggar peraturan X.
Ia dihukum.

Jenis-jenis silogisme :

 Silogisme Kategorial
Yang dimaksud dengan silogisme kategorial ialah silogisme yang terjadi tiga proposisi. Dua proposisi merupakan premis dan satu proposisi merupakan simpulan. Premis yang bersifat umum disebut premis mayor dan premis yang bersifat khusus disebut premis minor. Dalam simpulan terdapat subjek dan predikat. Subjek simpulan disebut term minor dan predikat simpulan disebut term mayor.

Contoh :
Semua manusia bijaksana (premis mayor)
Semua polisi adalah manusia (premis minor)
Jadi, semua polisi bijaksana

Keterangan :
Semua : term minor
Polisi bijaksana : term mayor

Untuk menghasilkan simpulan harus ada term penengah sebagai penghubung antara premis mayor dan premis minor. Term penengah pada silogisme di atas ialah manusia. Term penengah hanya terdapat pada premis, tidak terdapat pada simpulan. Kalau term penengah tidak ada, simpulan tidak dapat diambil.

Contoh:
Semua manusia tidak bijaksana.
Semua kera bukan manusia.
Jadi, (tidak ada simpulan).

Aturan umum silogisme kategorial adalah sebagai berikut.

Silogisme harus terdiri atas tiga term, yaitu term mayor, term minor, dan term penengah.

Contoh :
 Semua atlet harus giat berlatih.
 Dimas adalah seorang atlet.
 Dimas harus giat berlatih.
 Term mayor: Dimas.
 Term minor: harus giat berlatih.
 Term menengah: atlet.
 Jika lebih dari tiga term, simpulan akan menjadi salah.


 Contoh :
 Gambar itu menempel di dinding.
 Dinding itu menempel di tiang.
 Dalam premis ini terdapat empat term yaitu gambar, menempel di dinding, dinding, dan menempel di tiang.
   Oleh sebab itu, di sini tidak dapat ditarik kesimpulan.

Silogisme terdiri atas tiga proposisi, yaitu premis mayor, premis minor, dan simpulan.

Dua premis yang negatif tidak dapat menghasilkan simpulan.
   Contoh:
Semua semut bukan ulat.
Tidak seekor ulat pun adalah manusia.

Bila salah satu premisnya negatif, simpulan pasti negatif.
Contoh:
Tidak seekor gajah pun adalah singa.
Semua gajah berbelalai.
Jadi, tidak seekor singapun berbelalai.

Dari premis yang positif, akan dihasilkan simpulan yang positif.

Dari dua premis yang khusus tidak dapat ditarik satu simpulan.
Contoh:
Sebagian orang jujur adalah petani.
Sebagian pegawai negeri adalah orang jujur.
Jadi, . . . (tidak ada simpulan)

Bila salah satu premisnya khusus, simpulan akan bersifat khusus.
Contoh:
Sebagian mahasiswa adalah lulusan SLTA.
Sebagian pemuda adalah mahasiswa.
Jadi, sebagian pemuda adalah lulusan SLTA.

Dari premis mayor yang khusus dan premis minor yang negatif tidak dapat ditarik satu simpulan.
Contoh:
Beberapa manusia adalah bijaksana.
Tidak seekor bintang pun adalah manusia.
Jadi, . . . (tidak ada simpulan)

Silogisme Hipotesis
Silogisme hipotesis adalah silogisme yang terdiri atas premis mayor yang berproposisi kondisional hipotesis.

Contoh:
Jika besi dipanaskan, besi akan memuai.
Besi dipanaskan.
Jadi, besi memuai.
Jika besi tidak dipanaskan, besi tidak akan memuai.
Besi tidak dipanaskan.
Jadi, besi tidak akan memujai.

Silogisme Alternatif
Silogisme alternatif adalah silogisme yang terdiri atas premis mayor berupa proposisi alternatif. Jika premis minornya membenarkan salah satu alternatif, simpulannya akan menolak alternatif yang lain.

Contoh:
Dia adalah seorang kiai atau professor.
Dia seorang kiai.
Jadi, dia bukan seorang professor.
Dia adalah seorang kiai atau professor.
Dia bukan seorang kiai.
Jadi, dia seorang professor.

Entimen
Sebenarnya silogisme ini jarang ditemukan dalam kehidupan sehari-hari, baik dalam tulisan maupun lisan. Akan tetapi, ada bentuk silogisme yang tidak mempunyai premis mayor karena premis mayor itu sudah diketahui secara umum. Yang belum dikemukakan hanya premis minor dan simpulan.

Contoh:
Semua sarjana adalah orang cerdas.
Ali adalah seorang sarjana.
Jadi, Ali adalah orang cerdas.

Dari silogisme ini dapat ditarik satu entimen, yaitu “Ali adalah orang cerdas karena dia seorang sarjana”.






Sumber :

Arifin, Zaenal dan Amran Tasai. 2004. Cermat Berbahasa Indonesia untuk Perguruan Tinggi. Jakarta: Akademika Pressindo.

Maskurun, dkk. 2009. Bahasa Indonesia IIA untuk SMK Tataran Madia. Yogyakarta: LP2IP.

Rahayu, Minto. 2007. Bahasa Indonesia di Perguruan Tinggi. Jakarta: Grasindo.

Widjono, Hs. 2012. Bahasa Indonesia Mata Kuliah Pengembangan Kepribadian di Perguruan Tinggi. Jakarta: Grasindo